Thursday, November 19, 2009

intermezzo.

gue ngetik post ini sambil beres-beres buat LDK besok *yang gue lakukan dengan setengah hati*, sekaligus sambil makan grilled cheese nyaris gosong buatan bokap dan sesekali nonton chef abroad di discovery T&L. dasar cewek multitasking.

nyokap udah tidur. sayup-sayup terdengar suara TV dan dentingan peralatan makan. kamar gue sendiri sepi. hmm. kalo suasananya lagi sepi begini, ide-ide mulai banyak bermunculan. sepertinya sudah bisa dipastikan bahwa keramaian adalah musuh utama bagi penulis macem gue. kalo gitu, besok-besok gue mau nyoba ah, update blog pas lagi sendirian di gunung kawi *kurang kerjaan*

* * *

sekarang,
mari kita bersaat teduh sejenak.

eh salah.

sekarang, gue mau bernostalgia sebentar.
tadi sore pas ekskul sinematografi [yep, anak linglung yang tersesat ini adalah anak sinematografi], pak santo sang pembimbing sempet muterin video profil smp yang diambil kira-kira 2 taun lalu; which means gue masih kelas 8 waktu itu. kita semua ketawa ngeliat wajah-wajah culun dan cara kita berpakaian yang masih rapi. kesannya alim gitulah.
sekarang? brutal abis. yaa mungkin tidak semua dari kita langsung bertransformasi menjadi brutal. masih ada beberapa anak yang mempertahankan kealimannya.

biar bagaimanapun juga, hal itu tetap membuat gue berpikir.
waktu, secepat apapun itu, akan tetap mengubah seisi dunia dengan drastis.


nostalgia selesai.

kedua, gue makin benci dengan sifat gue yang semi-pasif alias gak bisa bergerak cepat kalo gak ada yang nyuruh, dan selalu pesimis. soal nentuin mana yang gue pilih, gue harus minta tolong sama orang lain. itupun gue masih ragu-ragu [contoh nyata: gue masih bingung antara bulan dan matahari, meskipun rata-rata orang yang gue tanyain memilih matahari].

ada satu orang yang belom gue tanyain soal "bulan-atau-matahari" itu. tapi, untuk kesekian kalinya, gue terlalu ragu untuk nanyain ke dia. jadi yang gue lakukan adalah bolak-balik ngecek namanya di online list fb kayak orang bego, tanpa berani ngajak ngobrol sedikitpun, sampai akhirnya dia offline. dan gue gak ngajak dia ngobrol.
sebenernya sama sekali gak ada yang perlu ditakutkan soal itu. gue udah pernah ngobrol sama dia kok sebelumnya. dan dia terbukti baik dan ramah sama gue.
jadi apa yang sebetulnya gue takutkan?

kemungkinan.

sesuatu yang tidak kasat mata.

dasar bego.



hmmmmfh. tidur dulu ah.


ps: apakah gue udah pernah nulis judul post ini sebelumnya? :\