tema hari ini adalah hari senin. hari yang (katanya) paling dibenci seluruh umat manusia di dunia. coba aja cek twitter orang-orang tiap hari minggu malam dan senin pagi. saya yakin banyak di antara mereka yang ngetwit tentang betapa malesnya mereka menghadapi hari itu.
saya sendiri juga bukan tergolong penggemar senin, meski ga seekstrim itu. saya adalah mahasiswa yang jarak antara rumah dengan kampus dapat diibaratkan dengan "dari ujung bumi satu ke ujung bumi lainnya". saya adalah mahasiswa yang harus menghadapi kuliah pagi tiap senin, bahkan sampai sabtu (iya, hari sabtu ada kuliah juga).
alhasil, mau ga mau saya harus bangun dan berangkat pagi-pagi buta untuk sampai di kampus tepat waktu—yah, minimal nyampe kelasnya ga telat-telat amatlah. saya harus menghadapi macetnya jakarta yang udah pasti bukan pemandangan yang ingin dilihat di pagi hari. dan itu semua saya hadapi bukan cuma di hari senin, tetapi di kelima hari lainnya juga. dan saya yakin, bukan cuma saya aja yang ngalamin hal itu.
kita semua mengalami hal di atas hampir setiap hari. kemacetan kota jakarta di pagi hari juga berlangsung hampir setiap hari. lalu pertanyaannya, kenapa cuma hari senin yang dibenci? apa salah senin?
keheranan saya ini membawa saya pada dua buah teori.
teori pertama, hari senin muncul setelah hari minggu. (itu sih anak kecil juga tau. terus maksudnya gimana?)
maksudnya begini. hari minggu adalah hari libur, hari di mana kita beristirahat. lagi asik-asiknya nikmatin liburan, tau-tau keinget kalo besoknya adalah hari senin, hari di mana kita kembali ke rutinitas. siapa coba yang ga sebel? rasanya sebelas-duabelas kayak ketika kamu lagi jalan berdua dengan orang yang udah lama kamu taksir, tapi kemudian kembali diingatkan kalo dia udah punya pacar. ouch.
teori kedua, semua ini sebenernya adalah ulah pemerintah dengan pasukan militer. mereka saling berkonspirasi supaya orang-orang membenci hari senin. mereka berupaya menghapuskan hari senin karena diramalkan robozombie (separo robot, separo zombie) apocalypse sewaktu-waktu akan terjadi pada satu hari itu. kita dipaksa membenci hari senin supaya kita bahagia kalau hari itu dihapuskan.
karena kemungkinan teori kedua untuk terjadi relatif sangat kecil (doesn't make it less true), maka satu-satunya teori yang bener adalah yang pertama.
sederhananya, kita semua pasti ga suka kalo kesenangan kita diusik oleh satu fakta yang ga menyenangkan. seperti tamu tak diundang bernama senin yang merusak pesta besar hari minggu. monday the party pooper. kita cuma ga mau tau kalo setelah minggu ada senin. itu aja.
kalo menurut saya pribadi, semua hari pada umumnya sama aja. saya yang jadwal kuliahnya sampe hari sabtu aja ga pernah komplain... oke, dulu saya pernah protes. tapi setelah dijalani, lama-lama saya terbiasa dengan adanya kuliah sabtu. saya juga selalu bertekad untuk menjalani semua rutinitas pagi dengan mood yang bagus, karena suasana hati pada awal hari menentukan bagaimana kita akan menjalani hari tersebut.
selain itu, reaksi kamu dalam mengingat-ingat ada senin setelah minggu juga menentukan bagaimana kamu akan menyikapi hari senin. tip dari saya sih, ga perlu diambil pusing. segera lupakan hal itu sejenak dan teruskan bersenang-senang! :D
jadi, apa salah senin? sebetulnya tidak ada. mungkin kamu hanya perlu cara untuk menghadapinya dengan baik.
*postingan ini ga berlaku bagi orang-orang yang justru libur di hari senin. those lucky bastards.
saya sendiri juga bukan tergolong penggemar senin, meski ga seekstrim itu. saya adalah mahasiswa yang jarak antara rumah dengan kampus dapat diibaratkan dengan "dari ujung bumi satu ke ujung bumi lainnya". saya adalah mahasiswa yang harus menghadapi kuliah pagi tiap senin, bahkan sampai sabtu (iya, hari sabtu ada kuliah juga).
alhasil, mau ga mau saya harus bangun dan berangkat pagi-pagi buta untuk sampai di kampus tepat waktu—yah, minimal nyampe kelasnya ga telat-telat amatlah. saya harus menghadapi macetnya jakarta yang udah pasti bukan pemandangan yang ingin dilihat di pagi hari. dan itu semua saya hadapi bukan cuma di hari senin, tetapi di kelima hari lainnya juga. dan saya yakin, bukan cuma saya aja yang ngalamin hal itu.
kita semua mengalami hal di atas hampir setiap hari. kemacetan kota jakarta di pagi hari juga berlangsung hampir setiap hari. lalu pertanyaannya, kenapa cuma hari senin yang dibenci? apa salah senin?
keheranan saya ini membawa saya pada dua buah teori.
teori pertama, hari senin muncul setelah hari minggu. (itu sih anak kecil juga tau. terus maksudnya gimana?)
maksudnya begini. hari minggu adalah hari libur, hari di mana kita beristirahat. lagi asik-asiknya nikmatin liburan, tau-tau keinget kalo besoknya adalah hari senin, hari di mana kita kembali ke rutinitas. siapa coba yang ga sebel? rasanya sebelas-duabelas kayak ketika kamu lagi jalan berdua dengan orang yang udah lama kamu taksir, tapi kemudian kembali diingatkan kalo dia udah punya pacar. ouch.
teori kedua, semua ini sebenernya adalah ulah pemerintah dengan pasukan militer. mereka saling berkonspirasi supaya orang-orang membenci hari senin. mereka berupaya menghapuskan hari senin karena diramalkan robozombie (separo robot, separo zombie) apocalypse sewaktu-waktu akan terjadi pada satu hari itu. kita dipaksa membenci hari senin supaya kita bahagia kalau hari itu dihapuskan.
karena kemungkinan teori kedua untuk terjadi relatif sangat kecil (doesn't make it less true), maka satu-satunya teori yang bener adalah yang pertama.
sederhananya, kita semua pasti ga suka kalo kesenangan kita diusik oleh satu fakta yang ga menyenangkan. seperti tamu tak diundang bernama senin yang merusak pesta besar hari minggu. monday the party pooper. kita cuma ga mau tau kalo setelah minggu ada senin. itu aja.
kalo menurut saya pribadi, semua hari pada umumnya sama aja. saya yang jadwal kuliahnya sampe hari sabtu aja ga pernah komplain... oke, dulu saya pernah protes. tapi setelah dijalani, lama-lama saya terbiasa dengan adanya kuliah sabtu. saya juga selalu bertekad untuk menjalani semua rutinitas pagi dengan mood yang bagus, karena suasana hati pada awal hari menentukan bagaimana kita akan menjalani hari tersebut.
selain itu, reaksi kamu dalam mengingat-ingat ada senin setelah minggu juga menentukan bagaimana kamu akan menyikapi hari senin. tip dari saya sih, ga perlu diambil pusing. segera lupakan hal itu sejenak dan teruskan bersenang-senang! :D
jadi, apa salah senin? sebetulnya tidak ada. mungkin kamu hanya perlu cara untuk menghadapinya dengan baik.
*postingan ini ga berlaku bagi orang-orang yang justru libur di hari senin. those lucky bastards.