Wednesday, August 6, 2008

this is my guilty pleasure

setiap orang pasti punya keinginan. ada yang ingin jadi orang sukses, ada yang ingin pergi ke suatu tempat, ada yang ingin sesuatu yang diincarnya, ada yang pengen keluarganya bahagia, dan nggak sedikit juga yang pengen punya pacar!

gue juga punya keinginan.

gue amat-sangat-menginginkan-sekali CD limited edition dari band yang gue puja-puja, the audibles. rintangannya cuma satu: harganya yang nggak masuk akal bagi pelajar sma seperti gue ini... $50.

akhirnya gue cuma bisa pasrah, terus-menerus memandangi CD itu dari webstore yang gue kunjungi hampir tiap hari. sebenernya gue bisa-bisa aja beli online, kaloo aja gue tinggal di amerika. ini? gue tinggal di negara terpencil austria. ah, inilah susahnya tinggal di negara yang jauh dari peradaban. mau ngapa-ngapain serba ribet. nyokap gue pasti nggak bakal beliin gue CD itu karena pasti prosesnya bakal makan waktu dan uang yang banyak. ah nasib...

$50? how could I afford that?
* * *
July 30. 3 in the afternoon.
"cuma ada satu cara, ash." kata darina, sahabat gue, di suatu siang yang cerah.
"apaan?"
"lo ganti nama, ganti warna rambut, trus ganti kewarganegaraan, pindah deh ke amerika."
"makasih banyak ya rin, saran lo nggak membantu sama sekali." balas gue sarkastis. "yaah asher... gitu aja ngambek. bercanda kali gue." darina merajuk sambil tertawa kecil.
"biar bagaimanapun caranya, gue harus dapetin CD itu!" kata gue berapi-api. darina hanya mengangguk mengerti. "terserah lo deh. sampe segitunya ya demi satu CD. ckckck." ia menggelengkan kepalanya dengan heran. "ini namanya demi idola, rin. apapun gue lakukan." gue menegaskan. "iya daah..." nampaknya darina menyerah dalam debat melawan gue.

gue duduk menyender di dekat jendela kelas [ya, jadi ceritanya gue lagi ada di sekolah]. gue melirik ke arah jendela, melihat pemandangan di baliknya.
"oh iya ash! lo kan pernah bilang kalo kakak lo tinggal di new york." kata darina tiba-tiba. oh iya, gue baru inget. regina, kakak kesayangan gue, kan kerja di sana.
"terus?" sahut gue malas.
"lo minta dia aja yang beliin! nanti tinggal dianter ke sini."
wajah gue langsung berubah ceria seketika.
"...tumben lo pinter, hahaha. makasih ya!"
* * *
"kak, gimana? boleh nggak gue nitip CD the audibles?" gue merengek bertanya dari telepon.
"waduuh... sebenernya sih gue mau aja beliin kamu. tapi kayaknya gue sibuk banget nih, ash. sori banget." sahut regina dari ujung sana. "oh... gitu ya." kata gue pasrah.
"tapi nanti pasti gue bakal berusaha buat beliin CDnya. oke?" regina berjanji. gue langsung tersenyum.
"oke! makasih banyak yaa kak!"

klik. telepon gue tutup.

"kamu mau minta beliin kakak kamu CD? ada-ada aja kamu." kata mama. "yaah mama... aku kan pengen banget punya CD itu. beberapa temenku aja udah punya!" gue beralasan.
"tapi itu kan pasti mahal. berapa harganya?"
"50 dolar sih, tapi--"
"NAH! 50 dolar. belom ongkos kirimnya, belom biaya tambahannya. kan kasian regina. belom tentu uangnya cukup." mama berkomentar panjang lebar. "tapi aku kan harus dapet! yang namanya fans sejati pasti nggak bakal mau kelewatan apapun dari idolanya." gue berargumentasi layaknya harvey dent saat dia lagi berpidato, seolah-olah gue ngomong "The night is darkest just before the dawn. And I promise you, the dawn is coming."

ok, back to the reality.

tapi pada akhirnya mama ngebolehin gue, toh bukan beliau ini yang beliin. hehe.
* * *
beberapa minggu kemudian, masih belom ada kabar dari regina. lama-lama gue mulai putus asa. tiba-tiba, jessica nyamperin gue dengan senyum jumawa dan mengatakan sesuatu yang sangat menyakitkan hati gue...
"ash, gue udah punya CD the audibles lho."

DANG.

"u...udah punya?" gue tergagap.
"udah dikirimin tante gue dari kanada, palingan besok udah nyampe." jawabnya dengan bangga.

hati gue hancur. luluh lantak. remuk redam [nggak gitu juga sih sebenernya].
* * *
"bahkan jessica yang bukan maniak the audibles punya CD limited edition-nya! gimana gue nggak makin envy?" gue marah-marah di depan darina. "sabar rin, sabar. mungkin regina emang belom sempet beliin ke lo, bukannya nggak bisa." darina menenangkan.
"nggak sempet apa nggak mau?"
"nggak sempet." tandasnya.
"hh..." gue menghembuskan napas panjang. apakah ini memang takdir gue untuk ngelewatin collectible thing yang paling berharga itu?

"eh... ash." panggil darina tiba-tiba.
"apa?"
"lo jangan marah ya... sebenernya, sepupu gue kemaren beliin gue CD the audibles juga."
"..."
"ja-jangan marah ash. itu aja gue baru dikasih tau tadi pagi." kata darina lagi.

"kenapa lo gak ngasih tau gue dari tadiii?!" kepala gue hampir meledak.
"yaa mana gue tau! kan tadi udah gue bilang, gue baru dikasih tau tadi pagi." ia membela diri. ini namanya ironi. jessica dan darina, bisa dibilang mereka nggak suka-suka amat sama the audibles. gue cinta the audibles. gue nggak punya CD limited edition-nya, dan mereka punya. betapa tidak adil dunia ini.

"hmm, gini aja deh. gimana kalo begitu tuh CD nyampe, gue kasih buat lo aja. setuju?" ia memberikan penawaran yang [sangat] menarik. extremely brilliant!

"tapi bener gak papa?" gue masih nggak yakin.
"ah, gue juga nggak butuh-butuh amat kok."
"OKE!" gue langsung kegirangan. nggak nyangka, darina bisa sebaik itu.
"makasih banyak ya riin... lo baik banget deh!" kata gue. "iya iya. tuh kan, kalo ada maunya aja langsung muji deh lo." sahut darina tenang.
* * *
2 hari kemudian...
gue ke rumah darina dengan ekspektasi yang berlebihan. gue ke sana karena dia ngabarin kalo CD-nya udah nyampe ke rumahnya, dan dia janji mau ngasih hari ini juga.

begitu gue mendapatkan benda itu, gue merasa sangat bahagia. inilah yang gue cari-cari selama ini.
"makasih, makasih banyak rin! gue kira gue nggak bakal dapet."
"iyaah. seneng kan lo sekarang?"
"iya, seneng banget." jawab gue sambil tersenyum dan nggak henti-hentinya gue menatap sampul CD itu.

"tapi rin..."
"apa lagi?"
"emangnya sepupu lo nggak keberatan kalo CD yang dia kasih buat lo ini, malah dikasih ke gue?"
"eh, iya juga ya."
"...tuh kan."
"ah, gampanglah itu. semua bisa diatur kok." darina menenangkan gue.

satu jam kemudian, gue pulang ke rumah.
* * *
keesokan harinya.
"asher, asher!" teriak darina dari lorong sekolah.
"apa?"
kemudian dia menghampiri gue, dengan berlari. "sepupu gue minta CD-nya dibalikiin tuh!" lanjutnya sambil mengatur napas.

baru aja sehari gue ngedapetin apa yang gue inginkan sejak lama, dan udah diminta balik lagi?

"tapi rin... kata lo, semuanya bisa diatur." gu mencoba untuk tenang.
"itu dia masalahnya. ternyata sepupu gue nggak mau kalo CD-nya dikasih ke orang lain. intinya yaa cuma buat gue."

rasanya gue mau nangis menjerit-jerit dan berlari dari situ sekarang juga. hati gue bener-bener hancur. musnah sudah harapan gue untuk mendapatkan apa yang bener-bener gue inginkan sejak lama. mungkin ini bukan yang dikehendaki Tuhan.

"ash, gue bener-bener minta maaf. nanti kalo bisa gue bilangin--"
"nggak usah, rin." gue menggeleng santai. "CD-nya besok gue balikin deh, ke rumah lo. nggak papa kok."
kemudian gue berbalik, dan pergi meninggalkan darina.

melangkah dengan gontai menuju ruang kelas.
* * *
seminggu telah berlalu semenjak peristiwa itu. sedikit demi sedikit, gue mulai melupakan dendam kesumat gue terhadap sepupunya darina, dan mulai melupakan obsesi gue terhadap CD limited edition the audibles.

sampai suatu sore tiba dan mengejutkan gue.
knock knock knock. ada yang ngetok pintu rumah gue.
saat gue buka, yang muncul adalah seorang cowok berseragam fed ex dan ia membawa sebuah kotak berukuran sedang. di atas box itu, terdapat sebuah label bertuliskan the audibles limited cd.
"permisi mbak. saya mau ngasih kiriman paket buat margareth asher... dari regina strachet."
gue tersenyum.
"oh, iya. saya margareth asher."
-tamat-