gue punya pengalaman nyaris dihipnotis di dalem kopaja—atau setidaknya gue pikir gue nyaris dihipnotis.
kejadiannya masih baru-baru ini. dan, tidak, ini sama sekali ga ada hubungannya dengan lagunya indah dewi pertiwi yang sering dipromosikan di restoran ayam goreng cepat saji itu.
senin malam lalu, gue dan temen-temen pulang dari pameran trick art di grand indonesia (it wasn't that great, by the way, but we'll get to that later). gue didrop di plaza festival kuningan dan lanjut ke lebak bulus naik kopaja P20 kayak biasanya. bus yang gue naiki terlihat lengang.
kemudian bus sempet berhenti di perempatan jalan casablanca untuk nurunin dan ngangkut penumpang. seorang cowok bermasker masuk bus dan duduk persis di sebelah gue. usianya sekitar pertengahan 20an, pakaiannya kasual, bawa tas laptop, biasa bangetlah pokoknya. maskernya juga cuma sekadar masker kain.
"bus ini ngelewatin mampang kan?" tanyanya.
"iya," gue menjawab seadanya.
di tengah perjalanan, tiba-tiba dia langsung nanya banyak hal tentang gue. seperti gue kuliah di mana, ambil jurusan apa, dan semester berapa. dia juga menceritakan tentang dirinya yang seorang mahasiswa semester 7 yang bekerja sebagai terapis di ambasador dan ingin sekali menjadi guru. menurut gue itu sangatlah ga penting, mengingat dia adalah orang asing. kepo banget sih nanya-nanyain edukasi gue.
kecurigaan gue muncul ketika pertama kali dia nanyain gue kuliah di mana. sebagai seorang paranoid akut, otak gue langsung memberi alarm kalau orang ini mau menghipnotis gue. maka selama itu gue jawab singkat-singkat aja pertanyaan dia sambil memeluk erat tas gue (secara di dalemnya ada HP, dompet, dan kamera) tanpa menatap dia sama sekali. secara etika sih, berbicara tanpa ngeliat lawan bicara adalah ga sopan. tapi untuk saat ini, persetan dengan etika. yang penting gue selamat!
"mbak sering begadang ya? bawah matanya item banget. saya saranin sih jangan begadang mbak. kalo misalnya udah ngantuk ya tidur." ocehnya lagi. dia juga nyaranin kompres mata supaya lingkaran hitamnya ilang, sambil memeragakan ke matanya sendiri. nice try.
gue sempet sebel juga sebetulnya karena ditanya-tanyain terus. maka gue nanya balik dengan volume yang sengaja dikencengin, "mas ini siapa ya? ini gue lagi dikerjain ya?" eh dia cuma ketawa sambil bilang bukan dan dengan pedenya ngajak gue kenalan.
sampai di mampang, dia langsung turun tanpa bilang apa-apa. gue ngecek barang bawaan gue, syukur masih komplit. sampe sekarang gue ga tau apakah dia emang pengen menghipnotis gue, atau dia murni pengen kenalan karena terinspirasi dari film blue valentine di mana dua tokoh utama kenalan di bus (yang ini kedengeran ngarep banget, tapi kan ga ada yang tau). entahlah. yang penting saat itu gue lega karena gue ga kenapa-napa dan ga ada barang yang hilang.
begitu gue ceritain soal itu ke temen-temen di kampus, salah seorang teman berkomentar. "elu sih orangnya terlalu fokus kalo diajak ngomong. kayak gue dong, suka ga fokus kalo ada yang ngajak ngomong."
"...itu bukan sifat yang baik, xatrya." balas gue.
sebagai penutup, gue ingin berbagi tips agar lo semua ga menjadi korban hipnotis.
yang pertama, orangtua kita selalu berpesan, "jangan berbicara dengan orang asing." pesan itu ga salah dan ga bener juga. lo boleh berbicara dengan orang asing, tapi hati-hati. jangan terlalu nanggepin omongan dia dengan serius dan yang paling penting: jangan tatap matanya. ga peduli secakep apapun dia atau seindah apapun matanya, pokoknya jangan.
yang kedua, jangan bengong! apalagi kalo lo lagi sendirian! karena dengan begitu lo sama aja mempermudah diri lo untuk diperdaya orang. inget kalimat kalo bengong nanti kemasukan setan? ya kira-kira kayak gitu.
yang ketiga, jaga barang bawaan lo baik-baik, apalagi ketika lo berada di kendaraan umum. tutup rapat tas lo dan selempangkan di depan dada. mungkin lo ga kena hipnotis, tapi bisa aja lo lengah dan si penghipnotis akhirnya beralih profesi jadi copet.
sekian pengalaman dan tips dari gue. mudah-mudahan berguna di kemudian hari, karena sedia payung ketika cerah jauh lebih baik daripada basah kuyup ketika hujan.
cheerio!
kejadiannya masih baru-baru ini. dan, tidak, ini sama sekali ga ada hubungannya dengan lagunya indah dewi pertiwi yang sering dipromosikan di restoran ayam goreng cepat saji itu.
senin malam lalu, gue dan temen-temen pulang dari pameran trick art di grand indonesia (it wasn't that great, by the way, but we'll get to that later). gue didrop di plaza festival kuningan dan lanjut ke lebak bulus naik kopaja P20 kayak biasanya. bus yang gue naiki terlihat lengang.
kemudian bus sempet berhenti di perempatan jalan casablanca untuk nurunin dan ngangkut penumpang. seorang cowok bermasker masuk bus dan duduk persis di sebelah gue. usianya sekitar pertengahan 20an, pakaiannya kasual, bawa tas laptop, biasa bangetlah pokoknya. maskernya juga cuma sekadar masker kain.
"bus ini ngelewatin mampang kan?" tanyanya.
"iya," gue menjawab seadanya.
di tengah perjalanan, tiba-tiba dia langsung nanya banyak hal tentang gue. seperti gue kuliah di mana, ambil jurusan apa, dan semester berapa. dia juga menceritakan tentang dirinya yang seorang mahasiswa semester 7 yang bekerja sebagai terapis di ambasador dan ingin sekali menjadi guru. menurut gue itu sangatlah ga penting, mengingat dia adalah orang asing. kepo banget sih nanya-nanyain edukasi gue.
kecurigaan gue muncul ketika pertama kali dia nanyain gue kuliah di mana. sebagai seorang paranoid akut, otak gue langsung memberi alarm kalau orang ini mau menghipnotis gue. maka selama itu gue jawab singkat-singkat aja pertanyaan dia sambil memeluk erat tas gue (secara di dalemnya ada HP, dompet, dan kamera) tanpa menatap dia sama sekali. secara etika sih, berbicara tanpa ngeliat lawan bicara adalah ga sopan. tapi untuk saat ini, persetan dengan etika. yang penting gue selamat!
"mbak sering begadang ya? bawah matanya item banget. saya saranin sih jangan begadang mbak. kalo misalnya udah ngantuk ya tidur." ocehnya lagi. dia juga nyaranin kompres mata supaya lingkaran hitamnya ilang, sambil memeragakan ke matanya sendiri. nice try.
gue sempet sebel juga sebetulnya karena ditanya-tanyain terus. maka gue nanya balik dengan volume yang sengaja dikencengin, "mas ini siapa ya? ini gue lagi dikerjain ya?" eh dia cuma ketawa sambil bilang bukan dan dengan pedenya ngajak gue kenalan.
sampai di mampang, dia langsung turun tanpa bilang apa-apa. gue ngecek barang bawaan gue, syukur masih komplit. sampe sekarang gue ga tau apakah dia emang pengen menghipnotis gue, atau dia murni pengen kenalan karena terinspirasi dari film blue valentine di mana dua tokoh utama kenalan di bus (yang ini kedengeran ngarep banget, tapi kan ga ada yang tau). entahlah. yang penting saat itu gue lega karena gue ga kenapa-napa dan ga ada barang yang hilang.
begitu gue ceritain soal itu ke temen-temen di kampus, salah seorang teman berkomentar. "elu sih orangnya terlalu fokus kalo diajak ngomong. kayak gue dong, suka ga fokus kalo ada yang ngajak ngomong."
"...itu bukan sifat yang baik, xatrya." balas gue.
* * *
sebagai penutup, gue ingin berbagi tips agar lo semua ga menjadi korban hipnotis.
yang pertama, orangtua kita selalu berpesan, "jangan berbicara dengan orang asing." pesan itu ga salah dan ga bener juga. lo boleh berbicara dengan orang asing, tapi hati-hati. jangan terlalu nanggepin omongan dia dengan serius dan yang paling penting: jangan tatap matanya. ga peduli secakep apapun dia atau seindah apapun matanya, pokoknya jangan.
yang kedua, jangan bengong! apalagi kalo lo lagi sendirian! karena dengan begitu lo sama aja mempermudah diri lo untuk diperdaya orang. inget kalimat kalo bengong nanti kemasukan setan? ya kira-kira kayak gitu.
yang ketiga, jaga barang bawaan lo baik-baik, apalagi ketika lo berada di kendaraan umum. tutup rapat tas lo dan selempangkan di depan dada. mungkin lo ga kena hipnotis, tapi bisa aja lo lengah dan si penghipnotis akhirnya beralih profesi jadi copet.
sekian pengalaman dan tips dari gue. mudah-mudahan berguna di kemudian hari, karena sedia payung ketika cerah jauh lebih baik daripada basah kuyup ketika hujan.
cheerio!