Selamat senja, Tuan Matahari. Senja adalah waktu yang paling indah, tidakkah Anda setuju?
Langit hari ini cerah, Tuan. Saya selalu mengagumi langit senja yang cerah, begitu pula Anda. Anda selalu secerah langit senja ini. Semoga saja itu bisa menjadi alasan mengapa saya menyukai Anda.
Ya, saya menyukai Tuan. Anda adalah mentari senja yang mengantarkan saya kepada malam. Membawa saya kepada semesta yang saya ciptakan dalam mimpi-mimpi tiap malamnya. Dan di dalam semesta saya tentu ada matahari.
Seharusnya matahari diam sementara semua planet mengitarinya. Tapi di semesta saya, Anda malah berkelana ke sana-kemari, menjelajahi seisi dunia kemudian menyinarinya. Anda sungguh matahari yang tidak bisa diam. Namun, sangat mengasyikkan untuk memerhatikan Anda bergerak sambil bersenandung.
Anda adalah lukisan yang rumit, dengan paduan segala warna yang menciptakan satu warna baru favorit saya, entah apa namanya. Mungkin saya akan menamainya 'matahari', sebagaimana saya memanggil Anda. Apakah itu cukup untuk menjadi alasan?
Kehadiran Anda selalu mencerahkan hari saya, Tuan. Akan tetapi kemudian saya teringat bahwa Anda bersinar kepada semua orang, bukan hanya saya. Yang bisa saya lakukan sekarang hanyalah meracau tentang matahari dan senja dan Anda. Katakanlah, apakah Anda menyukainya?
Ah, entahlah. Saya tidak pandai berpuisi. Saya hanya bisa merangkai prosa murahan...
Seandainya kita memiliki seluruh waktu di dunia dan secuil keberanian untuk saling berbicara, tentu sebuah peruntungan akan tercipta. Baik atau buruk, siapa yang tahu?
Sayang, kita berdua sudah ada yang punya.
Salam hangat,
Nona yang menyukai Anda
Langit hari ini cerah, Tuan. Saya selalu mengagumi langit senja yang cerah, begitu pula Anda. Anda selalu secerah langit senja ini. Semoga saja itu bisa menjadi alasan mengapa saya menyukai Anda.
Ya, saya menyukai Tuan. Anda adalah mentari senja yang mengantarkan saya kepada malam. Membawa saya kepada semesta yang saya ciptakan dalam mimpi-mimpi tiap malamnya. Dan di dalam semesta saya tentu ada matahari.
Seharusnya matahari diam sementara semua planet mengitarinya. Tapi di semesta saya, Anda malah berkelana ke sana-kemari, menjelajahi seisi dunia kemudian menyinarinya. Anda sungguh matahari yang tidak bisa diam. Namun, sangat mengasyikkan untuk memerhatikan Anda bergerak sambil bersenandung.
Anda adalah lukisan yang rumit, dengan paduan segala warna yang menciptakan satu warna baru favorit saya, entah apa namanya. Mungkin saya akan menamainya 'matahari', sebagaimana saya memanggil Anda. Apakah itu cukup untuk menjadi alasan?
Kehadiran Anda selalu mencerahkan hari saya, Tuan. Akan tetapi kemudian saya teringat bahwa Anda bersinar kepada semua orang, bukan hanya saya. Yang bisa saya lakukan sekarang hanyalah meracau tentang matahari dan senja dan Anda. Katakanlah, apakah Anda menyukainya?
Ah, entahlah. Saya tidak pandai berpuisi. Saya hanya bisa merangkai prosa murahan...
Seandainya kita memiliki seluruh waktu di dunia dan secuil keberanian untuk saling berbicara, tentu sebuah peruntungan akan tercipta. Baik atau buruk, siapa yang tahu?
Sayang, kita berdua sudah ada yang punya.
Salam hangat,
Nona yang menyukai Anda